Kawin Lari dengan Tukang Ojek, dan Puisi Lainnya

Proyek Puisi Bulanan #2: Edisi November 2022

Reza Pahlawan
2 min readNov 27, 2022

--

kawin lari dengan tukang ojek

: kawin larilah denganku, Pak!

tak usahlah pakai mas kawin, cinta dari hati,
atau janji yang cuman bikin aku ngomong anjing
(bahkan hatiku pun sudah tak perawan,
telah digigit oleh golden retriever lucu kota seberang)

ojek ini biarlah jadi saksi
bahwa kita akan pergi jauh dari sini,
jadi aku tak perlu lagi nangis
di jalan penuh orang pacaran di kampus sendiri

cuman lima belas ribu cukup kiranya,
untuk gelar prasmanan sederhana di trotoar
(tenang, aku tak lagi nafsu makan,
setelah tahu hanya aku yang ada di ujung jalan)

helm telah di kepala, jaket denim telah di badan:
kita akan berangkat ke rumah Ibu,
tidak untuk meminta restu,
tapi bertanya mengapa cinta
lebih menyakitkan dari tamparanmu.

(ganesha, 23 november 2022)

anak-anak yang lahir di kala hujan

kalau bumi Pasundan lahir ketika Tuhan tersenyum,
dirimu lahir saat Tuhan terpleset di jalanan Minggu basah saat malam Braga

dan Monas menyambutmu dari arah Henk Ngantung;
demi naik mikrofon untuk menyanyi lewat KRL

aku lahir kala Tuhan menggigit kopi stroberi sambil menyeruput donat Bahagia;
sampai tepi setan-setan Kota digandrungi Asia-Afrika yang mau berfoto

dan blok M menjemputku dari arah stasiun kereta api;
demi mempersatukan kita di megatron saku Paskal

(bandung-jakarta, 26 november 2022)

di bioskop

kita memang tak pernah berciuman di bioskop
tapi remah honey butter chip berpecahan di tangga studio
saat lampu tengah dimatikan

melainkan para npc pernah bercumbu
saat kita berpegang tangan di bawah jeda antara dua sofa
tiris oleh frestea lemon yang tumpah;

sampai film usai, aku coba tahan pipis
bukan karena tak mau uang hasil kerja jadi sia-sia
melainkan belum mampu rela melepas bayangan dirimu di sini

(ciwalk, 24 november 2022)

buah naga

aku ingin
jadi buah naga yang kau
makan diem-diam di
di pinggir kulkas

saat lampu mereda;
bahkan setiba pagi
sisa ciuman kita
merah di halaman bibir
meninggalkan noda

di kerah kemeja putih
arti mengancing tiap-
tiap cak-cak merah
belia sekujur tubuhnya
yang, kau lebih suka;

mati makan kentang
dengan garpu
daripada harus
menyendok daging-
daging yang lembut

tenang saja,
nantikan hari
saat kau meraih pisang
dari saku celana
untuk meneleponku

--

--

Reza Pahlawan
Reza Pahlawan

No responses yet